Label

Kamis, 10 Januari 2013

Ekonomi Indonesia Tahan terhadap Ancaman Krisis Eropa

2013, Ekonomi Indonesia Tahan terhadap Ancaman Krisis Eropa
 
 
YOGYAKARTA, suaramerdeka.com - Ekonom UGM Prof Dr Sri Adiningsih MSc memprediksikan, perekonomianIndonesia masih bisa bertahan menghadapi ancaman krisis Eropa yang masih akan membayangi ekonomi dunia pada 2013 mendatang.
Berbeda dengan China dan India yang pada krisis keuangan global 2008 masih dapat bertahan, namun di tahun 2012 mulai mengalami penurunan laju pertumbuhan ekonomi.
Menurutnya, pasar keuangan yang merupakan jalur utama pengaruh ketidakpastian ekonomi global merupakan salah satu sumber kerentanan ekonomi Indonesia.
Pasalnya besaran dana portofolio yang masuk Indonesia pada 2012 diperkirakan masih akan menjadi sumber kerentanan ekonomi pada tahun 2013 mendatang.
''Begitu juga perdagangan internasional yang melemah pada 2012 masih akan berlanjut pada 2013. Sehingga perekonomian Indonesia 2013 masih akan bertumpu pada ekonomi domestik seperti konsumsi,'' paparnya dalam diskusi ''Indonesian Economic Review and Outlook 2013'' di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM.
Sementara untuk invetasi yang pertumbuhannya tergolong tinggi diperkirakan juga akan melemah pada 2013. Demikian halnya pada sektor non tradable seperti sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor konstruksi, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan yang biasanya tumbuh tinggi diperkirakan akan mengalami tekanan.
Melihat Gama leading economic indicator (LEI) sebelumnya, dikatakannya, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2013 diperkirakan tidak akan jauh berbeda dengan pertumbuhan ekonomi pada 2012. Pertumbuhan ekonomi akan berada pada kisaran 6-6,5%.
''Otoritas ekonomi diharapkan bisa menjaga stabilitas ekonomi makro maupun pasar keuangan dengan lebih baik pada tahun depan supaya iklim investasi dan usaha tidak memburuk,'' ujarnya.
Dia menambahkan, berbagai kebijakan yang sifatnya memberikan stimulus pada pergerakan ekonomi juga perlu dilakukan. Salah satu pilihan yang dapat dipakai adalah dengan mengurangi subsidi BBM secara bertahap yang dialihkan untuk
pembangunan infrastruktur agar dapat meningkatkan daya saing internasional produk Indonesia.
Prof Dr Tandelilin Eduardus MBA dosen FEB UGM mengatakan, kekuatan ekonomi domestik Indonesia yang akan menjadi tumpuan pada 2013 mendatang kuat karena didukung beberapa faktor.
Inflasi yang cenderung stabil pada level kisaran sasaran 4,5%? 1% mendorong pertumbuhan ekonomi domestic. Demikian pula konsumsi domestik yang tinggi, menurunnya angka pengangguran, aliran investasi yang juga meningkat.
''Kondisi sistem keuangan dan fungsi intermediasi perbankan yang tetap stabil juga berpengaruh,'' terangnya.
Pada 2013 kinerja pasar surat berharga di Indonesia juga menunjukkan pergerakan positif seiring membaiknya prospek ekonomi domestik. Selain itu juga didorong adanya ekspektasi positif membaiknya ekonomi global terutama di AS dan China.
( Bambang Unjianto / CN19)suaramerdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PROSEDUR PERSEDIAAN BARANG DAGANG DI GUDANG PADA PT KRIDHA MULTI NIAGA PRIMA JUWANA

ABSTRACT This current era of modern technology in the development of the corporate world to experience tight competition that encour...